Menyusuri Kembali Jalan Braga Bandung
Jalan Braga Bandung |
Beberapa waktu yang lalu, saya dan anak saya berkunjung ke kota Bandung. Kota Bandung pernah menjadi tempat tinggal saya selama satu tahun setengah pada saat kuliah D1 Perhotelan di LPTI (Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia) kerjasama dengan Hotel Panghegar dulu sekarang sudah tidak ada lagi.
Kebetulan tempat kosan saya tidak terlalu jauh dari tempat kuliah, tepatnya di jalan Braga Gang Afandi. Setiap hari saya selalu melintasi jalan Braga ini, sehingga seluk beluk jalan Braga dan sekitarnya sudah hafal betul. Salah satu kebiasaan saya kalau sedang suntuk selalu jalan-jalan di sekitar alun-alun kota Bandung.
Tetapi setelah kembali ke Bandung, banyak sekali perubahan. Pertama saat berkunjung ke alun-alun Bandung dulu ada taman tetapi kalau lewat malam hari sungguh menakutkan terutama kalau masuk ke dalam taman dekat kamar mandi. Disitu biasanya terdapat banyak waria-waria yang mangkal mencari mangsanya. Tidak sedikit laki-laki yang lewat disitu sering digoda oleh waria, bahkan jika tidak sopan bisa dikejar-kejar oleh waria yang ada di alun-alun.
Alun-alun berubah total, taman yang ada di depan Masjid Raya Bandung kini berhamparkan rumput sintesis tempat anak-anak bermain sepakbola plastik dan keluarga santai bersama orang-orang tercinta. Pengunjung tidak boleh menggunakan alas kaki, menggunakan sepakbola karet dan membuang sampah sembarang sehingga keindahan dari alun-alun ini tetap terjaga. Apalagi di sekitar taman ini dikelilingi petugas keamanan berpakaian hansip.
Puas berfoto-foto dengan anak, kami berdua pun mengenang jalan-jalan yang sering saya lalu pada waktu kuliah dulu, yakni jalan Asia Afrika, dan jalan Banceuy. Jalan Asia Afrika sering saya lewati saat akan berangkat prakerin di Hotel Savoy Homann selama 9 bulan. Waktu itu hampir seluruh karyawan Hotel Savoy Homann saya kenal, tetapi sekarang sudah banyak yang pindah dan pensiun.
Alun-alun berubah total, taman yang ada di depan Masjid Raya Bandung kini berhamparkan rumput sintesis tempat anak-anak bermain sepakbola plastik dan keluarga santai bersama orang-orang tercinta. Pengunjung tidak boleh menggunakan alas kaki, menggunakan sepakbola karet dan membuang sampah sembarang sehingga keindahan dari alun-alun ini tetap terjaga. Apalagi di sekitar taman ini dikelilingi petugas keamanan berpakaian hansip.
Puas berfoto-foto dengan anak, kami berdua pun mengenang jalan-jalan yang sering saya lalu pada waktu kuliah dulu, yakni jalan Asia Afrika, dan jalan Banceuy. Jalan Asia Afrika sering saya lewati saat akan berangkat prakerin di Hotel Savoy Homann selama 9 bulan. Waktu itu hampir seluruh karyawan Hotel Savoy Homann saya kenal, tetapi sekarang sudah banyak yang pindah dan pensiun.
Museum Konferensi Asia Afrika Bandung |
Di Jalan Asia Afrika saya biasanya melewati Gedung Merdeka tempat diadakannya konferensi Asia Afrika tahun 1955. Tetapi setelah diadakan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 tempat ini semakin menarik dengan pernak-perniknya yang belum diubah saat menjamu tamu-tamu kehormatan dari negara lain.
Sementara jalan Banceuy, dulu menjadi tempat untuk saya mencari koran atau tabloid yang saya gemari. Di tempat ini biasanya saya membeli koran dengan harga yang lebih murah karena langsung dari agennya. Tetapi sekarang sudah berubah total menjadi sebuah taman yang menarik.
Di seberang gedung Merdeka dekat gedung PLN dulu berdiri mall megah tetapi kini sudah tidak ada lagi, dan tempat itu menjadi tempat parkir beberapa pengunjung yang akan mendatangi daerah alun-alun, Banceuy dan sekitarnya.
Penjara Banceuy Bandung |
Di ruko Banceuy kini sudah dibangun tempat bersejarah dimana Presiden Pertama Indonesia Soekarno dipenjara selama beberapa waktu oleh Belanda. Sampai akhirnya dia memiliki seorang isteri bernama Inggit Ganarsih. Sekarang kita bisa menikmati sejarah perjuangan bangsa tersebut di sekitar Alun-alun Bandung.
Puas melihat-lihat Alun-alun, Museum Konferensi Asia Afrika, dan Penjara Banceuy, kami pun ingin mengenang kembali jalan Braga. Oleh karena anak saya sudah kelelahan kami pun naik becak sambil menyusuri jalan Braga dengan becak.
Perubahannya sangat jauh sekali dengan Braga sewaktu saya kuliah dulu. Dari jalannya yang menggunakan batu paving blok hingga tanaman di trotoarnya. Terlihat pula kursi-kursi untuk santai bagi pengguna jalan yang kelelehan atau untuk bersantai dengan orang-orang tercinta yang menambah keindahan dan kesejukan kota Bandung yang sekarang lebih bersih lebih indah dari sebelumnya.
Selain itu semua toko kini hampir semuanya terisi dan lebih ramai ketika pada saat kuliah dulu. Jalanan ini masih menjadi tempat tujuan wisata terutama wisatawan dari Belanda dan tentu wisatawan lokal yang meyukai seni rupa. Karena di sepanjang jalan ini banyak lukisan-lukisan terpampang di sepanjang jalan dan toko-toko.
Rasanya ingin berlama-lama tinggal di Kota Bandung tetapi karena ada suatu acara akhirnya kami berdua harus mengakhiri jalan-jalan di jalan-jalan di Jalan Braga tersebut.
Get notifications from this blog